Wednesday, April 24, 2013

Atap Sekolah Ambruk Tiga Pekerja Dilarikan Ke Rumah Sakit


BOGOR, bogorpos.com - Atap gedung sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bogor di Komplek Perumahan Yasmin, sektor 6, Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat ambruk dan menimpa tiga orang pekerja.
"Tiga orang pekerja bangunan menjadi korban dari ambruknya atap gedung. Para korban mengalami luka-luka karena terkena reruntuhan dan segera dilarikan ke rumah sakit," kata Entis saksi mata.
Kepala Sekolah SMAN 10, Asep Zainal mengatakan, kronologis ambruknya atap gedung tersebut terjadi dalam pengerjaan pembangunan ruang kelas baru SMAN 10 Bogor.
"Tiba-tiba atap gedungnya ambruk. Saat kejadian para pekerja sedang melakukan pemasangan rangka atap genteng, belum selesai terpasang, rangka baja ambruk. Ketiga pekerja yang sedang berada diatas pun ikut terjatuh," terangnya.
Menurut keterangan pihak sekolah, pembangunan tiga ruang kelas baru itu dikerjakan oleh CV Prisma Jaya yang dimulai sejak Januari hingga April 2013.
“Pemasangan atap baja ringan dilakukan oleh pihak ketiga yakni CV Prisma Jaya. Dana pembangunan ruang kelas baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui dana swakelola sebesar Rp280 juta,“ jelas Asep.
Penambahan tiga ruang kelas baru dilakukan karena pihak sekolah mengaku kekurangan ruang belajar.
"Karena kapasitas lahan sempit hanya seluas 5.000 meter persegi sehingga dilakukan penambahan menjadi dua lantai," ujarnya.

Kasus DBD di Kota Bogor Meningkat Tajam

Ilustrasi
BOGOR, bogorpos.com - Sepanjang tahun 2012, penyakit deman berdarah dengeu (DBD) yang terjadi di Kota Bogor mengalami peningkatan tajam. Dalam catatan Dinas Kesehatan Kota Bogor, terdapat sebanyak 1.011 kasus DBD yang ditemukan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Rubaeah, mengatakan, apabila dibandingkan pada data tahun 2011, penyakit DBD hanya berjumlah 608 kasus. "Pada tahun 2012, angka bebas jentik (ABJ) mencapai 91,2 persen. Sedangkan pada tahun 2011, ABJ mengalami penurunan hingga 93,6 persen,"kata Rubaeh kala menggelar Pertemuan Evaluasi Implementasi Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Tingkat Kota Bogor Tahun 2013, Rabu (24/4/13).

Masih tingginya kasus DBD yang terjadi di Kota Bogor ditenggarai karena minimnya perilaku masyarakat akan kebersihan. Program 3 M dengan membersihkan bak mandi, menguras tempat penampungan air serta mengubur barang bekas masih awam untuk dilakukan oleh masyarakat.

Dinas Kesehatan Kota Bogor selaku garda terdepan sendiri harus mampu menemukan titik lemah penyebab melonjaknya kasus DBD, apakah dilevel pelaporan, pemantauan, atau dilevel koordinasi.

“Kita harus door to door dalam  memberikan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya pemberantasan jentik nyamuk. Mind set belum berubah, lebih baik mncegah daripada mengobati,” ungkap Rubaeah.

Ditambahkannya, Dinas Kesehatan bersama dengan masyarakat harus serius memerangi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aides Aegypty. “Jangan sampai menunggu lonjakan kasus. Kita harus bisa menangkap sinyal-sinyal di lapangan dan melakukan antisipasi,”katanya.